Simahum fii Wujuhihim Min Atsaris Sujud
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,
Saudara sekalian, saya yakin kita semua pernah melihat seseorang yang kita kenal religius (multazim) memiliki tanda legam, atau hitam samar di dahinya atau bagian diatas hidungnya.Yakni bekas tanda sujud (atsar as-sujud).Silahkan simak, dan koreksi.Apakah benar ini lambang keshalehan dan kebaikan seseorang?Bagaimana jika kita tidak punya tanda ini,patutkah kita bersedih?Atau patutkan kita memiliki rasa bangga dan riya bagi yang memiliki bekas tanda sujud di dahi/jidat kita?
Allahu ta’ala berfirman dalam surat Al-Fath ayat 29:
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud . Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir . Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar”
Kalimat yang di bold diatas sesuai dengan subject tulisan ini yakni berbunyi
سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ
Al-Imam Ibnu Jarir At-thabari rahimahullah berkata mengenai ucapan Allah : Simahum fii Wujuhihim Min Atsaris Sujud .Kata beliau rahimahullah yakni :”tanda-tanda mereka di wajah-wajah mereka dari bekas-bekas sholat mereka”
Ahli tafsir berbeda pandangan dalam menafsirkan makna “As-Sima” (tanda-tanda) yang Allah ta’ala maksudkan dalam ayat ini.
Pendapat pertama:Tanda yang dimaksud adalah tanda-tanda yang Allah jadikan di wajah-wajah kaum mukminin dihari kiamat kelak,mereka dikenali karena bekas sujudnya di dunia.
Diantara yang berpendapat dengan pendapat diatas diantaranya adalah sebagai berikut:
1. حدثني محمد بن سعد , قال : ثني أبي , قال : ثني عمي , قال : ثني أبي , عن أبيه , عن ابن عباس { سيماهم في وجوههم من أثر السجود } قال : صلاتهم تبدو في وجوههم يوم القيامة
Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu, beliau berkata mengenai ayat “Simahum fi wujuhihim min atsaris sujud”: Sholat mereka yang nampak pada wajah-wajah mereka di hari kiamat
2. عن خالد الحنفي , قوله : { سيماهم في وجوههم من أثر السجود } قال : يعرف ذلك يوم القيامة في وجوههم من أثر سجودهم في الدنيا , وهو كقوله : { تعرف في وجوههم نضرة النعيم }
Khalid Al-Hanafiy, dia berkata bahwa mereka dikenal dihari kiamat pada wajah-wajah mereka dari bekas sujud didunia.Ini seperti ucapan Allah “ta’rifu fi wujuhihim nadhrotan na’im” (Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan-Al-Muthoffifin 24)
3. حدثني عبيد بن أسباط بن محمد , قال : ثنا أبي , عن فضيل بن مرزوق , عن عطية , في قوله : { سيماهم في وجوههم من أثر السجود } قال : مواضع السجود من وجوههم يوم القيامة أشد وجوههم بياضا
Dari ‘Athiyah(?), dia menjelaskan maksudnya :”Tempat-tempat sujud di wajah-wajah mereka di hari kiamat sangat putih”
4. حدثنا ابن عبد الأعلى , قال : ثنا المعتمر , قال : سمعت شبيبا يقول عن مقاتل بن حيان , قال : { سيماهم في وجوههم من أثر السجود } قال : النور يوم القيامة
Dari Muqotil bin Hayan, beliau menafsirkan “Cahaya di hari kiamat”
5. حدثنا ابن سنان القزاز , قال : ثنا هارون بن إسماعيل , قال : قال علي بن المبارك : سمعت غير واحد عن الحسن , في قوله : { سيماهم في وجوههم من أثر السجود } قال : بياضا في وجوههم يوم القيامة .
Al-Hasan menjelaskan maksudnya :”Putihnya wajah-wajah mereka dihari kiamat”.Pendapat ini pula yang dinisbatkan kepada Ibnu Zubair (lihat penjelasan imam al-Qurtubi dalam tafsirnya) .Tapi Al-Hasan juga disebutkan dalam Tafsir Imam Quthubi mengatakan Idza roaytahum hasibtahum mardho wa ma hum bi mardho (Jika engkau melihatnya akan kau kira mereka sedang sakit, padahal mereka tidak sakit)
Pendapat kedua:Tanda yang dimaksud adalah tanda-tanda keislaman,kekhusyu’an dan bisa saja dapat dilihat didunia.
Diantara yang berpendapat demikian diantaranya:
1. حدثنا علي , قال : ثنا أبو صالح , قال : ثني معاوية , عن علي , عن ابن عباس , في قوله : { سيماهم في وجوههم } قال : السمت الحسن
Perkataan Ibnu Abbas yang lain, beliau mengatakan maksud “simahum fi wujuhihim” yakni samt (penanda) yang baik.Ini bisa diliat juga dalam tafsir Ibn Katsir.
2. حدثنا ابن بشار , قال : ثنا أبو عامر , قال : ثنا سفيان , عن حميد الأعرج , عن مجاهد { سيماهم في وجوههم من أثر السجود } قال : الخشوع والتواضع
Dari Mujahid beliau berkata tentang ayat ini,maksudnya khusyu’ dan tawadhu’. Mujahid juga pernah ditanya sebagaiamana disebutkan dalam tafsir Imam Qurthubi, apakah tanda ini yang nampak pada diantara kedua bagian mata seorang lelaki, kata beliau bukan tetapi kadang bisa saja ada tanda itu,sesungguhnya adalah cahaya pada wajah-wajah mereka karena khusyu’
3. حدثنا ابن حميد , قال : ثنا جرير , عن منصور , عن مجاهد , في قوله : { سيماهم في وجوههم من أثر السجود } قال : هو الخشوع , فقلت : هو أثر السجود , فقال : إنه يكون بين عينيه مثل ركبة العنز , وهو كما شاء الله
Dari Ibnu Humaid ….dari Mujahid,maksud dari “Simahum fi wujuhihim min atsaris sujud” adalah Khusyu’.Bisa dilihat juga di Tafsir Ibn Katsir.
4.وقال شهر بن حوشب : يكون موضع السجود من وجوههم كالقمر ليلة البدر
Berkata Syahr bin Hawsyab(?) : Adalah tempat sujud dari wajah-wajah mereka seperti bulan malam purnama
5.قال شمر بن عطية : هو صفرة الوجه من قيام الليل
Berkata Syamr bin ‘Athiyah : Yakni kuning wajahnya akibat qiyamul lail.Ad-Dhohak juga berkata semisal ini.
Berkaitan dengan pendapat nomor 2 ini, dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan pula akan hubungan ini.Kata beliau rahimahullah, sebagian salaf mengatakan “Man katsuro sholatuhu bil lail hasuna wajhuhu bin nahar” (siapa yang banyak sholat malam, akan nampak wajahnya yang bagus di siang harinya).Bahkan ucapan ini adalah hadist mauquf olehh Imam Ibnu Majah dalam sunannya.
Sebagian salaf juga mengatakan “innal lil hasanah nuuron fil qolbi, wa dhiya’ a fil wajhi wa si’atan fir rizqi wa mahabatan fi qulubin naas” (sesungguhnya bagi kebaikan itu ada cahaya di hati, cerah di wajah, kelapangan rezeki, serta rasa cinta di hati-hati manusia).Sampai sini saya teringat pembahasan yang bagus dari Ustad Abdul Hakim Abdat dalam sebuah kaset yang pernah saya dengar sekitar 8 tahun lalu mengenai tafsir ayat “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam mereka rasa kasih sayang” (QS Maryam ayat 96).Coba didengar tapi entah apa masih diperjualbelikan kaset ini atau tidak.
Masih dalam tafsir ibn katsir,diriwayatkan dari Umar bin Khattab radhiallah anhu, kata beliau: “Man ashlaha sariritahu ashlahallahu ta’ala ‘alaniyatahu” (siapa yang membaguskan (amalan) yang tersembunyinya,maka Allah akan baguskan penampakan dzahirnya)
Maka para sahabat Rasulullah, mereka ikhlas niatnya serta baik amalnya maka setiap orang yang melihatnya akan terkagum akan samt dan ketenangannya.
Pendapat ketiga:Tanda yang dimaksud adalah tanda sujud pada wajah bekas debu tanah.
Diantara yang berpendapat ini antara lain pendapat Ikrimah :
حدثنا ابن سنان القزاز , قال : ثنا هارون بن إسماعيل , قال : ثنا علي بن المبارك , قال : ثنا مالك بن دينار , قال : سمعت عكرمة يقول : { سيماهم في وجوههم من أثر السجود } قال : هو أثر التراب
Kata beliau maksudnya adalah jejak tanda tanah (debu).Pendapat hampir serupa ini dinisbatkan pada Said bin Zubair
Yang rajih dalam pandangan mengenai makna “simahum fi wujuhihim min atsar as-sujud” adalah pendapat yang mengatakan bahwa ini cahaya ketaatan dan ibadah.Adapun tanda yang bisa saja muncul bukanlah tanda mutlak keshalehan seseorang atau keikhlasannya.Bukan pula dalil bagi yang tidka memiliki tanda ini sebagai rang yang kurang dalam keshalehan atau keikhlasannya.Karena ini hanya Allah ta’ala yang mengetahuinya.
Sebagaimana Pendapat Al-Imam Ibnu Utsaimin rahimahullah ta’ala
سئل فضيلة الشيخ: هل ورد أن العلامة التي يحدثها السجود في الجبهة من علامات الصالحين ؟
Syaikh Utsaimin ditanya apakah ada keterangan bahwa alamat bekas tanda sujud di jidat sebagai alamat orang sholeh
فأجاب فضيلته بقوله :
ليس هذا من علامات الصالحين ، وإنما هو النور الذي يكون في الوجه ، وانشراح الصدر ، وحسن الخلق . . . وما أشبه ذلك ، أما الأثر الذي يسببه السجود في الوجه فقد تظهر في وجوه من لا يصلون إلا الفرائض لرقة الجلد ، وقد لا تظهر في وجه من يصلي كثيراً ويطيل السجود .
Syaikh menjawab, ini bukan (mutlak) tanda orang sholeh.Hanya saja ini yang dimaksud adalah cahaya yang nampak pada wajah,lapang dada, dan akhlak yang baik..dan yang semisal dengannya…..adapun bekas tanda akibat sujud pada wajah maka bisa juga tampak pada orang tidak sholat kecuali sholat wajib saja.Karena jenis kulit yang tipis.Dan terkadang juga tidak muncul pada orang yang banyak sholat serta sujudnya lama.
(Fatawa Islamiyah 484/1 atau bisa di lihat di http://www.binothaimeen.com
Sebab-sebab adanya bekas sujud
1.Menumpu kan berat anggota badan pada jidat atau hidungnya.Bisa diakibatkan tidak merenggangnya kedua tangan ketika menumpu pada saat sujud.Padahal Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam mengatakan merenggangkan kedua tangannya hingga nampak putihnya ketiak beliau ( يفرج بين يديه حتى يبدو بياض إبطيه في سجوده )sebagaimana diriwayatkan as-shohihain dan selainnya
2.Jenis tumpuan tempat sujud yang digunakan.Walaupun tidak menekan terlalu keras di jidat ketika sujud, namun apabila dia sujud diatas hamparan yang kasar/keras dan berlama-lama sujud maka akan tampak bekasnya.
(Note : Dalam beberapa hadist ada anjuran mengenai berlama-lama sujud khususnya dalam sholat sendiri atau qiyamu lail,bukan disini perluasannya)
3.Memperlama sujud dalam qiyamu lail atau sholat sunnah.Bisa karena pengamalan atas anjuran Nabi untuk memperbanyak doa ketika sujud atau bisa saja mengamalkan anjuran lain untuk ilhah dalam doa
4.Jenis kulit manusia berbeda beda.Maka seseorang yang memiliki kulit yang agak tipis, maka akan mudah membekas dari tanda sujud ini.Oleh karenanya ada yang sholatnya lama dan banyak, namun tidak pula membekas adanya tanda sujud dijidatnya.
Kesimpulan
Kita tidak bisa sama rata dalam menghukumi seseorang yang nampak padanya bekas sujud di dahinya.Dan tulisan ini bukan pula sebuah larangan atau kejelekan bagi yang nampak padanya bekas sujud.Juga janganlah hal ini menimbulkan riya,kebanggan bagi seseorang yang demikian terhadap manusia lain yang tidak demikian.Allahu ta’ala a’lam
Sabtu, 03 April 2010
Langganan:
Postingan (Atom)