PERINGATAN HANYA BERMANFAAT BAGI ORANG
YANG TAKUT KEPADA ALLAH
(QS 36 Yasin : 11-12)
Allah berfirman :
إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ (11) إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآَثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ (12)
Artinya:
“Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatNya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. (QS 36 Yasiin : 11-12)
Ayat ke-11 ini merupakan penegasan bahwa da’wah hanyalah bermanfaat bagi orang yang mengikuti dan takut kepada Allah meski pun Allah tidak terlihat dengan nyata (Ghoib) bagi manusia. Sebab kata yang artinya adalah “peringatan”, menurut Al-Qurthubi, Ibnu Katsir dan Jalaluddin As-Suyuthi dalam Tafsirnya, adalah Al-Qur’an. Perhatikan tafsir-tafsir dibawah!
{ إِنَّمَا تُنذِرُ } ينفع إنذارك { مَنِ اتبع الذكر } القرآن { وَخشِىَ الرحمن بالغيب } خافه ولم يره
{ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ } هو الجنة . تفسير الجلالين - (ج 8 / ص 215)
{ إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ } أي: إنما ينتفع بإنذارك المؤمنون الذين يتبعون الذكر، وهو القرآن العظيم، { وَخَشِيَ الرَّحْمَنَ } أي: حيث لا يراه أحد إلا الله، يعلم أن الله مطلع عليه، وعالم بما يفعله، { فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ } أي: لذنوبه، { وَأَجْرٍ كَرِيمٍ } أي: كبير واسع حسن جميل، كما قال: { إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ } [الملك: 12] . تفسير ابن كثير - (ج 6 / ص 565)
Sedang menurut Qotadah dalam Tafsir Qurthubi, yang dimaksud dengan ayat :
(Dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatNya) adalah : Dia senantiasa takut kepada-Nya (Allah) meski tidak terlihat oleh manusia manapun yakni saat berada dalam kesendirian.
قوله تعالى: " إنما تنذر من اتبع الذكر " يعني القرآن وعمل به. " وخشى الرحمن بالغيب " أي ما غاب من عذابه وناره، قاله قتادة. وقيل: أي يخشاه في مغيبه عن أبصار الناس وانفراده بنفسه. " فبشره بمغفرة " أي لذنبه " وأجر كريم " أي الجنة. تفسير القرطبي - (ج 15 / ص 11)
{ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ } لذنوبه في الدنيا { وَأَجْرٍ كَرِيمٍ } ثواب وحسن في الجنة. تنوير المقباس - (ج 1 / ص 459)
Ayat 12
Permulaan ayat ke-12, yang berbunyi
(Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati), menunjukkan bahwa setelah kematian seseorang di dunia, yang ditandai dengan lepasnya ruh dari badan, maka manusia kembali hidup di alam Qubur untuk mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya. Ingatlah Firman Allah SWT:
{ اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يُحْيِي الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ } [الحديد: 17]
Dalam Kitab Lubabun Nuqul Fii Asbabin Nuzul, bahwa sababun nuzul ayat ke-12 sbb :
وأخرج الترمذي وحسنه والحاكم وصححه عن ابي سعيد الخدري قال كانت بنو سلمة في ناحية المدينة فأرادوا النقلة إلى قرب المسجد فنزلت هذه الآية إنا نحن نحيي الموتى ونكتب ما قدموا وآثارهم فقال النبي صلى الله عليه وسلم إن آثاركم تكتب فلا تنتقلوا. لباب النزول - (ج 1 / ص 166)
Menurut riwayat At-Tirmidzi dengan sanad Hasan dan Al-Hakim dengan sanad Shahih yang bersumber dari Abi sa’id Al-Khudri ra,bahwa
“Bani Salamah bertempat tinggal di pinggir kota Madinah dan ingin pindah ke dekat Masjid. Maka turunlah ayat ini (QS 36 Yasin : 12) yang menegaskan bahwa setiap ucap langkah dari seseorang itu dicatat oleh Allah. Setelah turun ayat ini Nabi saw menasehati Bani Salamah tentang niat mereka pindah dari tempat tinggalnya dengan sabdanya : “Sesungguhnya bekas telapak kaki kalian menuju masjid dicatat oleh Allah SWT. Sebaiknya kalian jangan pindah dari tempat itu”.
Oleh karena itu sebagian ahli tafsir, menurut Ibnu Katsir memaknai (Bekas-bekas yang ditinggalkan), dalam ayat ini sebagai :
والقول الثاني: أن المراد بذلك آثار خطاهم إلى الطاعة أو المعصية. تفسير ابن كثير - (ج 6 / ص 566)
“Bekas tapak kaki seseorang dalam perjalanannya ke tempat beribadah atau ke tempat bermaksiat”. Dalilnya hadit tersebut.
Menurut Ibnu Abbas
{ إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الموتى } للبعث { وَنَكْتُبُ مَاَ قَدَّمُواْ } نحفظ عليهم ما أسلفوا من الخير والشر { وَآثَارَهُمْ } ما تركوا من سنة صالحة فعمل بها بعد موتهم أو سنة سيئة فعمل بها بعد موتهم { وَكُلَّ شيْءٍ } من أعمالهم { أَحْصَيْنَاهُ في إِمَامٍ مُّبِينٍ } كتبناه في اللوح المحفوظ . تنوير المقباس - (ج 1 / ص 459)
.
Masih menurut Ibnu Katsir, demikian pula Ibnu Abbas memberi pengertian yang lebih luas dalam memaknai penggalan ayat ke-12 yang berbunyi :
(Dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan),
نكتب أعمالهم التي باشروها بأنفسهم، وآثارهم التي أثروها من بعدهم، فنجزيهم على ذلك أيضًا، إن خيرًا فخير، وإن شرًّا فشر. تفسير ابن كثير - (ج 6 / ص 565)
Bedasarkan sabda Nabi Muhammad SAW :
كقوله صلى الله عليه وسلم: "مَنْ سن في الإسلام سنة حسنة، كان له أجرها وأجر من عمل بها من بعده، من غير أن ينقص من أجورهم شيئًا، ومَنْ سن في الإسلام سنة سيئة، كان عليه وزرها ووزرُ مَنْ عمل بها من بعده، من غير أن ينقص من أوزارهم شيئًا".رواه مسلم، من رواية شعبة، عن عون بن أبي جُحَيْفة، عن المنذر بن جرير، عن أبيه جرير بن عبد الله البجلي، رضي الله عنه. تفسير ابن كثير (ج 6 / ص 565
“Barang siapa membuat sunnah (kebiasaan atau aturan) dalam Islam suatu sunnah (tradisi) yang baik, maka ia akan memperoleh pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya setelah dia, tanpa sedikitpun mengurangi pahala-pahala mereka. Dan barang siapa membuat sunnah (kebiasaan atau aturan) dalam Islam suatu sunnah (tradisi) yang jelek, maka ia akan menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang mengamalkannya setelah dia, tanpa mengurangi sedikitpun dosa-dosa mereka”.
Hadits yang lafalnya hampir sama juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Syarah Muslim.
Sehubungan dengan Lauh Mahfudzh pada penggalan terakhir ayat ke-12, Imam Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abdurrahman bin Salam yang berkata :
“Tiada sesuatu yang ditentukan oleh Allah melainkan terdapat dalam Lauh Mahfudzh, Al-Qur’an atau yang sebelumnya dan yang sesudahnya”.
Sementara Imam Hasan Al-Bashri juga berkata :
“Sesungguhnya di sisi Allah dalam Lauh Mahfudzh, Allah menurunkan daripadanya sekehendak-Nya terhadap siapa yang dikehendaki dari makhluknya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar